KUPANG,fokusnusatenggara.com-Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, sehingga dalam sejarahnya, bangsa asing selalu berusaha menguasai Bangsa Indonesia. Awalnya perjuangan menuju kemerdekaan bersifat kedaerahan kemudian para perintis membentuk perjuangan bersifat nasional dalam bentuk wawasan kebangsaan.
“ Wawasan Kebangsaan lahir bersamaan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan. Karena itu NKRI harga mati. Kita bersama –sama harus berusaha mempertahannya ,” kata Danrem 161 Wira Sakti Kupang, Brigjen Syaiful Rahman saat memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada 100 kepala Sekolah dan Guru pamong di Hotel Ima Kupang, 8 Oktober 2019. yang dibawakan Kasiter Korem 161/Wira Sakti, Kolonel Inf Abdullah Jamali.
Pembekalan wawasaan kebangsaan ini diikuti 100 para Kepala Sekolah dan Guru Pamong ini dalam rangka acara pertemuan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Kupang dengan Sekolah Mitra (Kepala Sekolah dan Guru Pamong) se Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Lebih lanjut Danrem 161/Wira Sakti menguraikan secara garis besar perjalanan sejarah dan dinamika Bangsa Indonesia dari masa ke masa. Dimana dalam perkembangannya, perjuangan Bangsa Indonesia yang pada saat itu bersifat kedaerahan, ternyata tidak membawa hasil.
“ Dasar itu membuat para pejuang perintis kemerdekaan kita bersatu dalam satu wawasan kebangsaan. Perjuangan kebangsaan ini kemudian dikumandangkan melalui sumpah pemuda. Hasilnya perjuangan mereka berhasil memerdekaan bangsa kita dari kaum penjajah. Karena itu kebersamaan dalam keutuhan NKRI yang dir8ntis itu harus terus kita pertahankan ,” jelas Brigjen Syaiful Rahman.
Lebih lanjut diuraikan tentang Empat Konsensus Bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
” Di dalam Pancasila terdapat lima esensi Nilai-nilai yaitu nilai religius, nilai persaudaraan, nilai keselarasan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan, UUD 1945 mempunyai esensi nilai demokrasi, nilai kesamaan derajat dan nilai ketaatan hukum. NKRI memiliki nilai Kesatuan Wilayah, nilai persatuan bangsa, nilai kemandirian, dan Bhineka Tunggal Ika memiliki esensi nilai Toleransi, nilai keadilan, dan nilai gotong royong “, jelas Brigjen Syaiful Rahman.
Dalam pembekalan ini juga Brigjen syaiful Rahman menjelaskan mengenai siapa dan mengapa NKRI harus dibela.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.