Secara terintegrasi, Sapta Inti Perkasa akan memproses penyediaan bahan baku (CoilStrip) CuZn28 dan CuZn10, Brass Cup, pembuatan selongsong, proses assembling amunisi, quality control hingga proses packing.
Kehadiran PT. Sapta Inti Perkasa berkontribusi dalam membangun kemandirian dan kekuatan pertahanan Indonesia melalui industri pertahanan swasta yang mandiri, solid dan berdaya saing tinggi.
SPK menyebutkan saat ini telah berhasil memproduksi brass cup dan selongsong kaliber 5.56 mm dan kaliber 9 mm dengan target produksi masing-masing 100 juta amunisi per tahun untuk kaliber 5.56 mm dan 100 juta amunisi per tahun untuk kaliber 9 mm yang kemudian akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 500 juta amunisi per tahun.
Berdasarkan data BPS, pada pertengahan tahun 2023 lanjut SPK, Indonesia mengimpor senjata dan amunisi serta bagiannya sebesar 202,73 juta dolar AS atau setara Rp 3,52 triliun.
“ Angka tersebut diperkirakan terus meningkat pada tahun 2024 dan 2025. Jika nilai tersebut dapat dialihkan ke dalam negeri, akan memberikan multiplier effect perekonomian yang besar bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat ,” jelas SPK.
Disebutkan, Indonesia perlu belajar dari Turki, yang dalam dua dekade terakhir telah mampu melepaskan sekitar 70 persen ketergantungan atas pasokan alat perlindungan impor. Beberapa industri pertahanan milik swasta di Turki bahkan telah masuk 100 besar dunia. Seperti Alesan, Turkish Aerospace Industry, dan Roketsan. Pencapaian tersebut tidak lepas dari komitmen pemerintah Turki yang membuka pintu masuknya sektor swasta di industri pertahanan mereka.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.