Karena itu harap Gubernur Viktor, nantinya akan dikeluarkan edaran untuk membatasi kopi –kopi dari luar NTT. “ Selama saya menjadi Gubernur NTT, saya tidak boleh melihat itu lagi. Saya minta para Bupati/Walikota yang hadir untuk melakukan kontrol di Hotel-hotel dan juga restaurant. Jangan ragu-ragu bertindak. Kita harus bekerja luar biasa dan dengan cara-cara luar biasa juga ,” tegas Viktor Bungtilu Laiskodat.
Dia menyebutkan NTT punya bawang, cengkeh, ikan, fanili, mete, garam, rumput laut, jagung, padi dan sebagainya tetapi belum dikembangkan dengan baik. Karena itu melalui rapat kerja ini para Bupati/Walikota harus merumuskan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi masalah ini.
“Saya ajak, para Bupati / Walikota mari kita bersama rumuskan dan sepakati untuk kemudian dideklarasikan menjadi Masyarakat Ekonomi NTT. Kita harus menjadi produsen sekaligus konsumen. Kita harus utamakan dulu kebutuhan didalam wilayah kita NTT. Kalau surplus baru ekspor keluar ,” tandasnya.
Ditambahkannya, ke depan tugas seorang Bupati/Walikota mungkin semakin berat. Seorang Bupati/Walikota harus turun langsung ke desa-desa untuk melihat pergerakan Ekonomi di desa, pastikan roda perekonomian berjalan.
“Bupati/Walikota harus lihat pergerakan ekonomi di desa-desa, lihat koperasi-koperasi termasuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), ketemu langsung masyarakat setiap saat, pantau dan kontrol. Sedangkan untuk urusan administrasi perkantoran diserahkan kepada Wakil Bupati/Wakil Walikota,” katanya. ( Dedy).
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.