ATAMBUA,fokusnusatenggara.com- Bagi seorang Willy Lay, Calon Bupati Belu-Nusa Tenggara Timur (NTT), yang maju berpasangan dengan JT Ose Luan, mengabdi bagi masyarakat adalah ziarah hidupnya . Jika pasangan ini mendapat kepercayaan dari Tuhan dan seluruh masyarakat Belu maka orientasi ke harta bukan menjadi pilihan utama bagi Willy Lay.
“ Waktu kami keluarga tanya niatnya maju menjadi menjadi bupati, hanya jawaban singkat bahwa ini adalah ziarah hidupnya,” ungkap Aloysius Lay, adik kandung Willy Lay, dalam obrolan singkat dengan beberapa wartawan di kediamannya.
Menurut pemilik UD Pertama ini, pertanyaan yang disampaikan keluarga besar kepada Willy Lay tersebut, berangkat dari kemapanan ekonomi keluarga yang dimiliki Willy Lay. Dengan kondisi usaha yang dimiliki saat ini, terjun ke dunia politik bagi pebisnis bukan pilihan bijak. Namun itulah sosok Willy Lay.
“ Apa yang dicari? Kalau uang walaupun tidak banyak tetapi cukup untuk menghidupi keluarga bahkan anak cucu. Makanya waktu Willy berniat maju saya bertanya apa yang dicari?. Tetapi kemauan keras untuk mengabdi bagi masyarakat, dan memberi semua kemampuan dia bagi pembangunan masyarakat dan wilayah Kabupaten Belu, itu yang membuat kami merasa yakin dengan keputusannya,” jelasnya.
Sesekali mengajak awak media menikmati teh hangat, anak ke-9 dari 10 bersaudara ini lalu menceritrakan sosok Willy Lay. Menurutnya, jiwa kepemimpinan Willy sudah terbentuk semasa kecil. Kehilangan Elisabeth Liu, almarhum ibu mereka semasa kecil membentuk jiwa kepemimpinan Willy. Bahkan diantara 10 bersaudara, watak dan karakter kepemimpinan Willy, lebih dominan dibanding yang lain.
“ Almarhum mama meninggal kami masih kecil. Otomatis kasih sayang dari sosok mama kami tidak dapatkan. Tetapi Willy mampu menjadi saudara yang bisa memberi kami kasih sayang lebih, dengan mengarahkan kami saudaranya untuk tetap saling sayang satu sama lain. Bahkan beberapa keputusan prinsip dalam keluarga, Willy selalu mengambil peran,” kisah pebisnis yang doyan memakai celana pendek ini.
Masa remaja bagi seorang Willy, menurutnya sama seperti remaja kebanyakan. Proses pencarian identitas, sosialisasi dengan masyarakat dan teman sebaya dilakukan Willy. Bahkan massa remajanya Willy sudah diajarkan cara berbisnis profesional oleh bapaknya.
“ Kebetulan bisnis keluarga adalah jual beli sapi. Pada saat remaja, Willy sudah diajarkan bapak untuk mengelolah bisnis ini. Dan dari kami semua, dia cukup ulet dan tekun menjalankan bisnis ini,” ungkap Alo.
Ulet dan tekun menurut Alo, didasarkan pada pesan mendiang ayah mereka, Bernadus Lay. Menurutnya, pesan yang sering disampaikan ayahnya kepada Willy adalah sikap jujur. Sebab dengan jujur kita akan dicintai oleh orang banyak.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.