KUPANG,fokusnusatenggara.com- Geliat politik di tubuh PDIP NTT menuju Pilgub NTT 2018 masih sulit ditebak. Masih ada nanuver yang dimainkan elit PDIP. Kandidat yg dijagokan pun banyak. Salah satunya Bupati TTU, Raymundus Fernandes. Gerakan politiknya santun, tak terganggu manuver elitnya. Karena ia kader tulen PDIP. Karana itu, disaat ada wacana soal rekomendasi untuk figur lain, Bupafi TTU dua periode ini hanya menebar senyum penuh arti. Tak sedikitpun terganggu. Ia tetap optimis maju sebagai cagub. Seperti apa reaksi Ray atas rekomendasi itu dan apa kesiapan dia utk maju cagub? berikut catatan ringan bersama Ray.
Saya tidak menyangka bahwa untuk bertemu, duduk dan makan semeja dengan dia begitu gampang. Tanpa sekat bahkan tanpa pandang strata sosial. Isi diskusi begitu mengalir dengan baik. Banyak hal kami bahas bersama. Mulai dari soal pembangunan daerah hingga mencapai klimaks pada diskusi soal Pilkada Gubernur NTT yang akan akan dihelat tahun 2018.
Sosok itu ialah Raymundus Fernandez, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Siang itu, tepatnya Minggu, 8 Oktober 2017, “ Unu” begitu biasa dia saya sapa, menyempatkan diri bertemu dengan saya dan beberapa rekan jurnalis. Siang itu, seolah jabatan Bupati TTU tidak melekat pada dirinya. Sikap dan penam
pilan Raymundus Fernandez saat itu hanya biasa saja, jauh dari kesan seorang pejabat.
Sikap itu, mengingatkan kembali saya akan belasan tahun lalu, ketika dia masih sebagai senior saya di Ikatan Mahasiswa Timor Tengah Utara (IMATTU) Kupang. Sambil menepuk bahu saya, dia langsung lontarkan pertanyaan pembuka diskusi “ Jadi Maju DPRD Ko?”. Saya langsung membalas sambil menatapnya “ Ia Unu”. Tanpa menunggu waktu lama, dia langsuang membalasnya dengan sebuah pernyataan “ Oke. Biar saya bisa bantu kamu untuk bagi bagi suara ”.
Sambil menunggu menu pesanan makan siang, kami mulai membuka diskusi dengannya. Pertanyaan pertama yang dilontarkan, adalah soal konstelasi politik internal PDI Perjuangan menjelang Pilgub NTT. “ Bagaimana sikap Kaka soal rekomendasi DPD PDIP NTT terkait pencalonan Gubernur NTT yang tidak ada nama Kaka?” tanya Joey Rihi Ga, Pimpinan Redaksi seputar-ntt.com, yang duduk berhadapan dengannya.
Sambil menyulut Rokok Sampoerna dengan tersenyum lebar, dirinya kemudian menjawab pertanyaan tersebut. “ Ya,, Politik itu dinamis. Karena dia dinamis, maka harus ada dinamika untuk mencapai kesepakatan secara mufakat dalam keberagaman ide. Bagi saya rekomendasi adalah hak dari DPD PDIP NTT. Kalau dalam rekomendasi itu nama saya tidak ada, bukan berarti saya batal calon. Sebab yang saya katakan bahwa dinamika ini akan terus berlangsung sampai pada keluarnya keputusan DPP. Dan proses finalnya ada di DPP. Jadi yang saya lakukan saat ini adalah tetap bersosialisasi sambil menunggu hasil proses tersebut,” jelasnya sambil tersenyum lebar dan agak sedikit mengangkat kedua bahunya.
Saya lantas tidak diam begitu saja. Belum sempat dia menghisap rokok ditangannya, saya langsung mengajukan pertanyaan lanjutan yang lebih serius. “ Tapi dalam rekomendasi itu ada nama Lucia Adinda Lebu Raya, istri Ketua DPD PDIP NTT yang tidak masuk dalam keputusan Rakerda PDIP NTT, kok bisa diusulkan?”
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.