Sumba, fokusnusatenggara.com / 21 Mei 2019
Tokoh agama dan tokoh masyarakat Sumba Nusa Tenggara Timur terus menyuarakan penolakan terhadap gerakan massa yang disebut people power jelang pengumuman hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Mei mendatang.
Penolakan antaranya disampaikan Ketua Majelis Jemaat Gereja Kristen Sumba (GKS) Payeti Waingapu Sumba Timur, Pendeta Yuliana Ata Ambu, STh, MMin, dan Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sumba Timur Romo Jack Lado Mema, Pr, Senin (21/5/2019).
“Situasi politik kita menjelang pleno KPU 22 mei 2019 ini membuat gelisah masyarakat. Karena itu secara tegas kami menolak gerakan people power atau gerakan kedaulatan rakyat dengan mobilisasi massa ke Jakarta,” kata Pendeta Yuliana Ata Ambu, STh, MMin ( 21/5).
Dia mengimbau seluruh umat beragama untuk tidak terprovokasi situasi politik yang ada. Umat harus senantiasa mengedepankan rasa persatuan, kesatuan dan persaudaraan demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lagi aman dan damai ini.
“Setiap saat diatas mimbar gereja dan kesempatan lain kami selalu menghimbau umat agar jangan terprovokasi. Jangan ikut rayuan orang –orang yang tidak bertanggungjawab untuk ikut-ikutan. Seperti sesama saudara kita 26 orang dari Sumba Barat termakan rayu dan kini sementara diperiksa di Polres Banyuwangi ,” jelas Pendeta Yuliana Ata Ambu, STh, MMin.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.