ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Uskup Larantuka Resmikan Kapela Santo Yosef Dokeng Adonara : Tanda Iman yang Hidup dan Hati yang Terbuka

Avatar photo
Reporter : CR 1Editor: ANTON TAOLIN
  • Bagikan
ADONARA,fokusnusatenggara.com  —  Suasana penuh sukacita dan syukur menyelimuti umat Katolik Stasi Dokeng, Paroki Santo Yosef Tanah Boleng, Keuskupan Larantuka, Minggu (12/10/2025). Peristiwa pemberkatan Kapela Santo Yosef Dokeng oleh Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr berlangsung meriah dengan nuansa budaya lokal yang kental dan partisipasi umat yang luar biasa.
 Acara diawali dengan penjemputan adat bagi rombongan Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr., Pastor Paroki Tanah Boleng Romo Aloysius Dore, Pr., para pastor pendamping, dan para suster FMM di depan gapura kapela.
 Rombongan disambut dengan seremoni adat “Wua Wayak” dan “Bau Lolon”, diiringi tarian tradisional Hedung, dentangan gong, dan tabuhan gendang yang menggema di seluruh kampung.
 Kehadiran Mgr. Fransiskus menjadi momen bersejarah bagi umat, karena untuk pertama kalinya seorang uskup menginjakkan kaki di Desa Dokeng. Suasana haru dan gembira menyelimuti umat yang memenuhi halaman gereja sejak pagi.
 “Dentangan gong, gendang, dan tarian adat hari ini adalah ungkapan kegembiraan umat Dokeng atas kunjungan gembala mereka,” ujar salah satu tokoh umat setempat.
 Makna Iman dan Keterbukaan Hati
 Dalam homilinya, Uskup Fransiskus menegaskan bahwa peristiwa pemberkatan ini bukan sekadar peresmian bangunan fisik, melainkan buah dari iman umat yang hidup dan hati yang terbuka kepada Tuhan serta sesama.
 “Gereja ini adalah tanda nyata dari iman umat Dokeng. Ini bukan sekadar rumah Tuhan, tetapi rumah kita bersama tempat di mana kasih, pengharapan, dan iman bertemu,” ujar Mgr. Fransiskus.
 Ia mengaitkan perayaan ini dengan Tahun Yubileum Rahmat yang bertema “Berdiri Teguh di dalam Iman dan Berpengharapan”, seraya menjelaskan makna pembukaan pintu gereja sebagai simbol keterbukaan hati terhadap kasih Allah.
 “Sebagaimana Bapa Suci membuka Pintu Suci di Basilika Santo Petrus, hari ini kita pun membuka pintu hati kita pintu menuju perjumpaan dengan Kristus,” tuturnya.
 Uskup juga menyinggung kisah tokoh Naaman dan sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus, sebagai teladan kerendahan hati dan rasa syukur yang membuka pintu rahmat Tuhan.
 Apresiasi untuk Umat dan Semangat “Beleba Broit”
 Dalam sambutannya, Mgr. Fransiskus menyampaikan rasa bangga kepada umat Stasi Dokeng atas semangat gotong royong dan persaudaraan dalam membangun rumah Tuhan. Ia menegaskan bahwa semangat itu mencerminkan nilai luhur lokal “Beleba Broit”, yang berarti “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.”
 “Hari ini saya melihat semangat Beleba Broit itu hidup di Dokeng. Inilah warisan leluhur yang harus terus dijaga, karena semangat ini juga adalah semangat Kristus yang memikul salib bagi kita,” ungkapnya.
 Uskup juga menyampaikan terima kasih kepada Pastor Paroki, Dewan Pastoral, panitia pembangunan, para suster FMM, tokoh masyarakat, serta pemerintah desa dan kabupaten atas dukungan mereka dalam mewujudkan pembangunan kapela ini.
 Peran Donatur dan Proyek Air Bersih
 Dari Jakarta, donatur utama pembangunan, Bapak Widodo, turut menyampaikan pesan melalui teks pidatonya  . Ia mengungkapkan rasa syukur dapat berpartisipasi dalam karya iman umat Dokeng.
 “Gereja ini dibangun dengan semangat kebersamaan. Semoga menjadi tanda persaudaraan dan perdamaian di antara kita semua,” ujar Widodo.
 Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, 25 bibit pohon pucuk merah ditanam di sekitar gereja. Selain itu, ia mengumumkan rencana proyek air bersih bagi Gereja Santo Yosef dan masyarakat sekitar, dengan tiga sumber air yang telah ditemukan melalui survei satelit.
 Proyek ini akan dimulai 15 Oktober 2025 dan ditargetkan selesai sebelum Natal 2025, di bawah pengawasan tim teknis dari Jakarta dan panitia lokal.
  “Kami mohon doa agar proyek ini berjalan lancar dan menjadi berkat bagi seluruh masyarakat Dokeng,” tambahnya.
 Tanda Syukur dan Harapan Baru
 Peresmian Kapela Santo Yosef Dokeng menjadi tonggak bersejarah bagi umat di pegunungan Adonara. Bangunan gereja yang megah di tengah alam pegunungan menjadi simbol iman, persaudaraan, dan harapan baru bagi umat Dokeng dan sekitarnya.
 “Semoga rumah Tuhan ini menjadi rumah damai dan kasih bagi semua orang,” tutup Mgr. Fransiskus Kopong Kung
Baca Juga :  Kapolda NTT Terima Silaturahmi Pengurus KBPP Polri, Sepakat Kawal Program Lumbung Jagung Nasional
  • Bagikan