ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Indira Gandhi: “Memimpin India adalah Takdir Saya”

  • Bagikan

indiriafokusnusatenggara.com-Melihat biography Indira Gandhi yang ditayangkan oleh BBC Knowledge tadi malam, saya langsung teringat oleh seorang tokoh perempuan di Inggris, yang juga menjabat sebagai perdana menteri, yakni: Margareth Thatcher (sosoknya sudah dibuat film, dengan bintang pemeran: Meryl Streep). Indira Gandhi ‘terpaksa’ menggantikan  posisi ayahnya, Jawaharlal Nehru, menjadi perdana menteri ke-3 India, setelah Lal Bahadur Sastri (PM kedua India meninggal dunia hanya beselang dua tahun sejak pengangkatannya). Takdir untuk memimpin India kelihatannya memang telah tersemat di dada Indira Priyadharsini, anak perempuan satu-satunya dari pasangan Jawaharlal Nehru dan Kamala Kaul.

Saya melihat dalam film documenter BBC Knowledge, Indira memang perempuan kharismatik yang sangat dihormati dan dicintai sebagian besar rakyat India, terutama kalangan rakyat miskin. Sejak pengangkatannya sebagai perdana menteri, Indira Gandhi langsung mengkampanyekan rencana pembangunan di wilayah-wilayah terpencil serta pendistribusian kebutuhan pertanian dan peternakan bagi para petani dan peternak. Gerakan penghapusan kelaparan tersebut disebut dengan nama: ‘Revolusi Hijau’.  Langkah Indira itu disambut hangat oleh kaum miskin dan papa di anak benua Asia itu. Langkah paling nyata dari seorang perdana menteri ke -3 di India yang  beraliran sosialis.

Untuk mengatasi masalah kemiskinan di negerinya, Indira begitu dipilih untuk menjadi PM langsung melakukan perjalanan ke luar negeri, ke beberapa Negara untuk meminta bantuan darurat. Posisinya sebagai perempuan pemimpin memudahkan lobinya kepada beberapa Negara besar, Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk segera mengucurkan dana bantuan.

Baca Juga :  Trend Meningkat, Bank NTT Waingapu Tambah Modal Pemerintah

Indira Gandhi (nama ‘Gandhi’ yang disematkan dibelakang nama depannya merupakan nama belakang suaminya Feroza Gandhi) termasuk tipe pemimpin yang keras, dalam arti tidak bersedia tunduk diatur oleh anggota  partai Indian National Congress, yang mayoritas terdiri dari laki-laki berumur tua. Langkah politiknya progressive. Hal ini dengan cepat mampu merubah kondisi India yang pada awalnya tampak sebagai Negara miskin, akhirnya mampu menampilkan diri sebagai Negara yang bermartabat.

Baca Juga :  TPNPB OPM Apresiasi Seratus Umat Katolik Timor Leste Ikut Missa Paus di Dili Bawa Bendera Bintang Kejora

Pada masa pemerintahannya, Indira juga mengalami masa sulit, saat drinya dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu. Langkah politiknya dalam menyikapi tuduhan tersebut terlihat berlawanan dengan semangat demokrasi yang sebelumnya telah melekat dalam dirinya. Indira Gandhi menetapkan kondisi darurat dengan melakukan penangkapan sejumlah buruh kereta api yang melakukan pemogokan.

Indira Gandhi memang menganggap dirinya sebagai ‘Ibu negeri India’. Kerja kerasnya dalam politik semata-mata diabdikan untuk menjadikan india sebagai Negara besar yang dihormati Negara-negara lain di dunia. Kata-kata yang muncul dari mulutnya selalu menampik prasangka kebencian dari kelompok lain yang pernah dikecewakan oleh kebijakannya selaku perdana menteri. Pembunuhan yang dilakukan oleh dua pengawalnya yang berkebangsaan Sikh telah diramalkan akan terjadi, akibat kebijakannya dalam menangani menggempur kuil Amritsar, yang menjadi kubu pemberontak ekstrimis Sikh. Namun Indira Gandhi menolak saran-saran pembantunya untuk memecat para pengawal berkebangsaan Sikh, sesudah penumpasan kelompok pemberontak tersebut.  Indira Gandhi merasa bahwa dirinya tidak memiliki perasaan benci ataupun takut dalam situasi berada di negerinya sendiri. Baginya setiap tetes darah yang tumpah dari tubuhnya akan menyuburkan negeri yang dicintainya itu. Akhirnya peristiwa yang telah diperkirakan itu terjadi pada pagi hari, tanggal 31 Oktober 1984, pukul 09.30 waktu setempat, setelah tubuhnya dihujani puluhan peluru dari senjata yang berasal dari dua pengawal pribadinya, yang berkebangsaan Sikh.

Baca Juga :  Satu Jam Menjadi “Raja” Takpala

Indira Gandhi seperti halnya Margareth Thatcher, merupakan perempuan pemimpin yang sangat tegas bila menyangkut kehormatan negerinya. Dalam kasus Perpecahan Pakistan Timur, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaannya dari Pakistan Barat (sekarang disebut Pakistan), Indira Gandhi berperan besar dalam mendukung kemerdekaan tersebut, akibat peranan Negara-negara besar yang dinantikan olehnya untuk ikut serta memecahkan masalah, tidak kunjung datang. Padahal India harus menanggung jutaan pengungsi yang melarikan diri dari wilayah Pakistan Timur untuk mencari perlindungan ke dalam wilayah India.

  • Bagikan