ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Bupati Tuaq! Gebyar Titi Jagung Bukan Sekadar Lomba, Tapi Panggilan Jiwa untuk Bangun Daerah

Avatar photo
Reporter : CR 1Editor: ANTON TAOLIN
  • Bagikan

LEWOLEBA, fokusnusatenggara.com  —  Semangat kebersamaan membahana di halaman kantor Bupati Lembata, Sabtu (11/10/2025). Pemerintah Kabupaten Lembata menggelar Gebyar Titi Jagung, lomba titi jagung antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-26 Otonomi Daerah Kabupaten Lembata.

Kegiatan yang diikuti 29 OPD dan 3 kecamatan ini tidak sekadar menjadi ajang kompetisi keterampilan tradisional, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan nilai budaya Lamaholot dan semangat gotong royong dalam membangun daerah.

Tim dari Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata berhasil keluar sebagai juara pertama, disusul Dinas P2PAD di posisi kedua dan Dinas Kesehatan di posisi ketiga. Namun, bagi pemerintah daerah, makna dari kegiatan ini jauh melampaui sekadar kemenangan.

Baca Juga :  UI Seharusnya Batalkan Gelar Doktor Menteri Bahlil Lahadalia dan Menyeret Semua Pihak yang Terlibat Diproses Secara Hukum

“Titi jagung bukan sekadar lomba, tapi panggilan jiwa untuk bekerja keras, berinovasi, dan mencintai Lembata,” ujar Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, dalam sambutannya.

Bupati Tuaq menegaskan bahwa kegiatan budaya seperti ini penting untuk membangkitkan semangat kebersamaan, mengingatkan masyarakat akan akar tradisi, serta menumbuhkan kecintaan terhadap potensi lokal.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Sekretaris Daerah Paskalis Ola Tapo Bali, Plt. Asisten III Bidang Perekonomian dan Pembangunan Donatus Boli, serta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata Ursula S. Bayo.

Baca Juga :  Ketika Bambu “Disulap” Jadi Birama Yang Harmonis

Makna Filosofis Titi Jagung

Tradisi titi jagung memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Lamaholot. Dalam budaya setempat, titi jagung melambangkan kerja sama, ketekunan, dan kekuatan perempuan. Proses meniti dan memipil jagung secara bersama-sama menjadi simbol kebersamaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi kerasnya kehidupan, terutama dalam konteks ketahanan pangan.

Selain itu, titi jagung juga menjadi representasi jati diri perempuan Lamaholot sebagai sosok yang sabar, tangguh, dan penuh dedikasi. Melalui kegiatan ini, pemerintah berupaya melestarikan nilai-nilai tersebut agar tidak terkikis oleh arus modernisasi.

Baca Juga :  BMW Alpinas

“Kami ingin membangkitkan semangat ‘Lamaholot Bisa!’ di kalangan ASN dan masyarakat. Dengan semangat ini, kita ingin menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga penguatan karakter dan kebanggaan budaya,” tambah Bupati Kanisius Tuaq.

  • Bagikan