KUPANG,fokusnusatenggara.com-Dalam sejarah revolusi Kuba, peranan perempuan memang sangat dahsyat. Tak hanya berkontribusi di belakang layar, tetapi mereka terjun langsung dalam medan pertempuran dan gerilya. Sebut saja: Vilma Espín, Tete Puebla, Celia Sánchez, Melba Hernández dan Haydée Santamaría.
Kita akan mengulas salah satu dari mereka, yakni Celia Sanchez. Dia adalah salah satu pimpinan dari Gerakan 26 Juni di Manzanillo, yang lokasinya sangat dekat dengan pegunungan Sierra Meastra. Saking besarnya kontribusi Celia terhadap revolusi, Armando Hart Dávalos, salah seorang tokoh Revolusi Kuba, pernah mengatakan, “tidak mungkin menulis biografi Fidel Castro, tanpa persinggungan dengan Celia.”
Celia lahir 9 Mei 1920 di Media Luna, sebuah kota kecil yang kaya perkebunan tebu di Provinsi Oriente. Ibunya meninggal ketika ia masih sangat muda. Ayahnya, Dr Manuel Sanchez Silveira, adalah seorang dokter yang punya ketertarikan dengan politik.
Celia sangat dekat ayahnya. Ia pertama kali mengenal dan mendalami politik dengan ayahnya itu. Tak jarang, ia menjadi asisten bapaknya, yang memungkinkan ia menyaksikan dampak kemiskinan terhadap pasie miskin.
Pemicu keterlibatan Celia dalam gerakan revolusioner, seperti juga banyak orang Kuba lainnya jaman itu, adalah kudeta yang dilakukan oleh Fulgencio Batista. Kudeta yang terjadi tahun 1952 itu, yang disokong penuh oleh imperialisme AS, membuat banyak orang Kuba “marah”. Salah satunya adalah Celia Sanchez.
Bagi Celia, kudeta tersebut telah merampas mimpi banyak orang Kuba, yang menginginkan negerinya bisa berkembang menjadi negara merdeka penuh dan berkeadilan sosial. Dalam sebuah surat kepada ayahnya, Celia menulis, “setip hari aku melihat bagaimana orang Kuba membutuhkan revolusi ini. Kami memerlukan kesadaran revolusioner dan kami telah mencapai itu. Anda tahu negara ini selalu terpikat oleh Caudilos (pemimpin politik-militer) dan ini adalah bagaimana Fidel membuatnya. Aku selalu takut ia terbunuh, selain kehilangan aset besar, rakyat akan meninggalkan kami dalam revolusi; ketakutan ini sekarang menjadi sejarah, dan sekarang rakyat punya perasaan nyata dan revolusi di atas segalanya.” (Surat tertanggal 26 September 1957; Julia Sweig, Inside the Cuban Revolution, p.59, Harvard University 2002).
Pada tahun 1953, Fidel Castro memulai upayanya menggulingkan rezim Batista. Pada tanggal 26 Juli 1953, sel revolusioner yang dibentuk Fidel Castro menyerbu barak militer Moncada di Santiago de Cuba dan barak Carlos Manuel de Cespedes di kota Bayamo.
Meski menemui kegagalan, tetapi Celia sangat mengagumi peristiwa itu. Ia sendiri pernah bilang, “Revolusi Kuba lahir di Moncada.”
Kelak, setelah bebas, Fidel mulai mengorganisasikan sebuah gerakan yang diberi nama “Gerakan 26 Juli”. Gerakan itu dibentuk di Meksiko pada tahun 1955. Pada 2 Desember 1956, gerakan ini mulai masuk Kuba dengan menumpang perahu bernama “Granma”.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.