KUPANG,fokusnusatenggara.com- DR. Frans Aba, Calon Gubernur NTT tahun 2024 mendatang, dipastikan akan hadir dalam acara pelantikan Xanana Gusmao, sebagai Perdana Menteri Negera Timor Leste, Sabtu, 1 Juli 2023 di Palacio President, Aitara Laran – Dili.
“Besok saya akan hadir di Dili untuk mengikuti pelantikan Xanana Gusmao sebagai PM Timor Leste. Undangan sudah diterima beberapa hari yang lalu, dan saya pastikan akan hadir mengingat Xanana Gusmao adalah sohib kental saya,” ungkap Frans Aba, kepada wartawan ketka dihubungi via chat WhatsApp, Jumat, 30 Juni 2023.
Dilantiknya Xanana Gusmao sebagai perdana Menteri Negara Timor Leste, akan menjadi sejarah dan tonggak baru koalisi pemerintahan Partai Demokrat dan Partai CNRT (Conselho Nacional de Reconstrução de Timor) atau Partai Kongres Nasional Rekonstruksi Timor.
Kendati lama tak bertemu dengan tokoh pejuang integrasi Timor Leste tahun 1999, menurut Frans Aba, Xanana Gusmao tidak melupakan kedekatan mereka sebagai kolega. Dirinya mengaku kenal dan berteman dekat dengan Xanana Gusmao saat terjun dalam aksi kemanusian mengurus pengungsi Timor-Timor (Nama Negara Timor Leste sebelum lepas dari Indonesia tahun1999,red) saat bergabu menjadi relawan United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2000.
“Waktu saya urus soal pengungsi saat itu bersama UNDP, saat itu pula saya kenal dekat dengan Xanana Gusmao. Bahkan saat dirinya menjadi Presiden Timor Leste pertama kali, kami sempat melakukan diskusi beberapa hal soal pembangunan ekonomi Timor Leste,” jelasnya.
Diundangnya Frans Aba sebagai Doktor Ekonomi dari Indonesia tentu bukan tanpa sebab. Selain pernah menjadi relawan UNDP yang mengurus soal pengungsi Timor-Timur saat itu, Frans Aba juga adalah penulis buku “Border Economy Indonesia, Timor Leste Australia” yang sudah dijual dan laku keras di situs penjualan Amazon ini, menjadi alasan tersendiri diuandangnya Frans Aba.
Terkait dengan konsep pembangunan perbatasan nantinya apabila dirinya menjabat Gubernur NTT, Frans Aba menjelaskan, bidang ekonomi rakyat yang dapat dipertimbangkan sebagai kebijakan, yaitu pengelolaan kawasan perbatasan di NTT bertumpu pada sektor pertanian lahan kering berkelanjutan, termasuk perkebunan, kehutanan dan peternakan.
“Pengembangan sektor dimaksud, tidak terbatas pada kecamatan-kecamatan dan kabupaten perbatasan semata, tetapi meliputi suatu kawasan ekonomi yang lebih luas yakni kawasan ekonomi regional sebagai konsep kawasan perbatasan yang utuh berbasis pertanian lahan kering berkelanjutan dan peternakan yang memformulasikan keunggulan komparatif ekonomi,” jelasnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.