“Kami tidak diizinkan masuk oleh Polda NTT dan ini penghinaan bagi kami. Kepolisian Polda NTT ada apa? Kami menduga pihak kepolisian ada intervensi dari BKH,” ungkapnya saat melakukan orasi.
Dijelaskannya, pihaknya sudah berkoordinasi dan melapor diri serta menjamin, bahwa tidak akan ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam aksi damai tersebut. Pihaknya hanya ingin menyampaikan aspirasi dan meminta jawaban Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, BKH mengapa suara mayoritas DPC yang mendukung Jeriko justru dikalahkan oleh Leo Lelo dalam Musda Partai Demokrat NTT, yang kemudian disahkan oleh DPP Partai Demokrat.
“Di dalam Wakil Ketua Umum Demokrat BKH, dan kami ingin sampaikan kepada Wakil Ketua Umum untuk sampaikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono agar memberikan klarifikasi di depan umum, mengapa 11 dukungan itu bisa mengalahkan yang 12 dukungan milik Jeriko? Apakah ada Anggaran Dasar (Partai Demokrat) yang baru? Karena dalam anggaran dasar itu ditegaskan, bahwa yang meraih suara terbanyak yang akan memenangkan pertarungan itu,” bebernya.
Menurut Kore, pihaknya tidak mempersoalkan kalah menang, sebab kalah menang adalah biasa dalam politik. “Tetapi kalau kalah oleh karena cara tidak adil, menzalimi tokoh kami (Jeriko), itu yang kami tidak terima,” pungkasnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.