LEWOLEBA,fokusnusatenggara.com — Pemerintah Kabupaten Lembata terus menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Komitmen tersebut ditegaskan melalui rapat percepatan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 3T yang digelar di Ruang Rapat Bupati Lembata, Kamis (30/10/2025).
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, S.P , didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah, Quintus Irenius Suciadi, S.H., M.Si. Pertemuan ini dihadiri oleh para camat se-Kabupaten Lembata, serta para investor dan calon investor MBG 3T dari berbagai kecamatan.
Agenda utama pertemuan membahas pendataan investor dan penerima manfaat program MBG 3T , yang menjadi tindak lanjut dari Keputusan Kepala Badan Gizi Nasional Nomor 124 Tahun 2025 tentang Tim Percepatan Pelayanan Makan Bergizi Gratis di Daerah Terpencil.
Sinergi Jadi Kunci Keberhasilan
Dalam arahannya,Bupati Kanisius Tuaq menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam memastikan keberhasilan pelaksanaan program MBG 3T. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat merupakan fondasi utama agar program ini dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.
“Semua masukan yang luar biasa ini menjadi bahan evaluasi, dan kita akan lakukan rapat setiap bulan. Sekarang sekretariat sudah ada, sehingga semua koordinasi lapangan bisa melalui sekretariat untuk memastikan pelaksanaan program berjalan baik,” ujar Bupati Kanisius.
Ia menambahkan, sekretariat MBG 3T akan berfungsi sebagai pusat koordinasi dan komunikasi antarpihak terkait. Melalui mekanisme tersebut, seluruh laporan kegiatan, kendala lapangan, serta progres program dapat dipantau secara terstruktur dan transparan.
Kolaborasi Teknis untuk Rantai Pasok Pangan
Bupati Kanisius juga menekankan perlunya dukungan teknis dari berbagai sektor, terutama dari penyuluh pertanian, peternakan, dan perikanan, agar rantai pasok bahan baku makanan bergizi tetap terjaga secara berkelanjutan.
Ia menilai, keterlibatan penyuluh di tingkat kecamatan sangat penting dalam mendukung kemandirian pangan lokal. Selain memastikan ketersediaan bahan makanan bergizi, penyuluh juga berperan dalam pendampingan masyarakat untuk mengelola produksi secara efisien.
“Kita ingin setiap kecamatan memiliki sistem yang jelas siapa penyuluhnya, di mana lokasi produksinya, dan bagaimana alur distribusinya. Dengan begitu, kita bisa memastikan setiap anak di daerah terpencil mendapat asupan gizi yang layak,” tutur Bupati.
Selain memperkuat koordinasi, pemerintah juga tengah menata lokasi kegiatan produksi pangan bergizi agar sesuai dengan standar kebersihan dan efisiensi.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.











