KUPANG,fokusnusatenggara.com- dr. Stefanus Bria Seran, MPH, tentu bukan sosok asing bagi seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia adalah bupati pertama Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten baru di ujung timur NTT, hasil pemekaran dari Kabupaten Belu.
Sebelum dilantik menjadi Bupati Malaka pada tahun 2016, bupati yang punya sapaan khas SBS ini, merupakan sosok birokrat tulen, dengan jabatan terakhir sebelum pensiun sebagai Kepada Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Memilih pensiun sebelum masa jabatan berakhir sebagai birokrat, tentu bukan sebuah pilihan bijak. Tetapi niat melayani dan membangun tanah asalnya, SBS rela tinggalkan kenyamanan itu, maju bertarung dalam pilkada Malaka perdana 2015 dan menang.
Usai dilantik oleh Gubernur NTT, Frans Leburaya kala itu, SBS langsung tancap gas dengan program primadonanya yakni, Revolusi Pertanian Malaka (RPM), pendidikan, kesehatan serta pembangunan infra struktur. Hasilnya tentu kita bisa lihat sekarang ini. Malaka berubah baik dari sisi infra struktur pendidikan dan kesehatan, RPM dan terobosan lain seperti pembangunan pemuda dan olah raga serta pemebentukan karakter ASN yang mengedepankan aspek pelayanan yang prima untuk kesejahteraan rakyat.
Bahkan ada yang membuat saya salute dengan prinsip SBS soal pembangunan infra struktur wilayah. Pada suatu keempatan di tahun 2019, saya sempat melakukan wawancara soal pembangunan pusat pemerintah yang sampai saat ini belum juga dikerjakan. SBS kemudian menjawab dengan sangat argumentatif. “ Pa wartawan, kebutuhan fisik kantor saat ini masih belum menjadi prioritas kami, sebab kami bisa kerja maksimal dengan dengan kondisi bangunan saat ini, fokus kami hanya memaksimalkan anggaran yang ada untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Malaka, lewat program pembangunan SDM,”ungkapnya. Itulah SBS dengan semangat pelayanan maksimal untuk rakyat Malaka.
Kembali ke soal tulisan saya “Dia Itu SBS !!!”. Diksi ini saya pilih tentu bukan tanpa alasan mendasar. Saya coba deskripsikan sosok SBS, sebagai politikus matang dalam hadapi Pilkada Malaka tahun 2020 ini. Pilkada tahun ini, SBS hanpir dipastikan akan berpasangan dengan Wendelinus Taolin (WT), mantan anggota DPRD Malaka, dan juga bangsawan wilayah foho, sebutan bagi daerah pengunungan di kawasan malaka, yang memiliki integritas sangat baik.
Bahkan SBS dianggap pasangan paling kuat berdasarkan hasil survey Indikator Politik besutan Burhanudin Muchtadi. Dalam rilis yang disampaikan ke DPW Partai Nasdem, SBS memiliki elektabilitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan kompetitor lain. Bahkan perbedaannya cukup signifikan di angka 86 persen untuk SBS serta kisaran angka 2 – 6 persen untuk calon lain. Bahkan tingkat kepuasan responden terhadap sosok SBS berada pada angka 92 persen. Tentu angka ini bukan sulap. Angka ini rill didapat Indikator Politik setelah melakukan kajian akademik atas hasil survey tersebut.
Sedangkan untuk bakal calon wakil bupati, Wndelinus Taolin menempati sosok tertinggi baik dari faktor elektabilitas maupun popularitas. Hasil Wendelinus Taolin berada di angka 54 – 60 persen dibandingkan dengan calon lain yang hanya berada di kisaran 5-8 persen. Bahkan survey dalam bentuk paket, SBS-WT tetap unggul di kisaran angka 80 persen dibandingkan dengan paket lain.
Tentu bagi lawan politik SBS, membaca hasil ini akan kemukakan alasan klasik bahwa wajar SBS ada di angka itu, sebab dia adalah petahana. Menurut saya, Itu pendapat pasrah yang cukup rasional diterima rasa dan akal. Dalam pernyataan itu, tentu bisa ditafsirkan sebagai pernyataan menyerah tanpa syarat sebelum bertanding atau pernyataan rasional yang sulit dibantah dengan argumentasi terukur.
Satu yang saya lihat dari sosok SBS, dia sangat taat akan asas demokrasi. SBS selalu serahkan kepada rakyat selaku pemangku kepentingan elektoral dan Tuhan, sebelum sesumbar akan hasil akhir. Sebab menurut SBS, “ Hasil itu Tidak Akan Menghianati Proses”.
SBS itu sosok politikus yang semangat. Bahkan dia memberi contoh bagaimana meramaikan proses Pilkada Malaka tahun 2020 ini dengan hati gembira. Mendaftar di semua partai tentu bukan tanpa tujuan. Dirinya memberi contoh bahwa partisipasi aktif itu adalah mengikuti semua proses yang ada.
Bicara soal partai dan syarat dukungan parpol, tentu isu yang sangat seksi untuk dianalisis. Kenapa disebut seksi, sebab pintu partai atau dukungan partai politik merupakan salah satu syarat mutlak dalam proses pencalonan untuk Pilkada selain jalur perseorangan. Walau belum resmi diumumkan, sejauh ini hanya Partai Nasdem yang sudah mengerucut dukungannya ke SBS-WT. Setelah dipanggil beberapa kali mengikuti pemaparan visi misi, lanjut ke Fit and Propper, SBS selalu datang dengan WT. Bahkan informasi dari petinggi Nasdem di DPW NTT, hampir 90 persen partai milik Surya paloh ini akan memberi dukungan kepada SBS-WT sebagai pasangan calon.
Nasdem memberi contoh bagaimana sikap partai memberi dukungan berdasarkan survey. Kenapa harus berdasarkan survey?, sebab partai politik tentu tidak mau kehilangan muka mendukung calon yang belum diketahui kualitas bibit, bebet dan bobot. Sebab mengalahkan SBS saat ini dengan melihat hasil survey dari Indikator politik itu, bukan gampang tetapi mustahil.
Kenapa mustahil? Jawabannya sederhana. Apabila basis survey dipakai sebagai salah satu syarat untuk mengukur keterpilihan dalam Pilkada serentak tahun 2020, maka merujuk pada hasil indikator politik tentu semua partai akan memberikan dukungan kepada SBS. Kalau pertimbangannya lain, tentu akan ada pilihan lain. Tetapi formulasi standar dukungan berdasarkan pengalaman, biasanya bermain dalam tataran itu.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.