Betun, fokusnusatenggara.com / 31 Juli 2019
Percepatan pembangunan kawasan perbatasan merupakan komitmen Pemerintah. Baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“ Untuk semua instansi terkait diperbatasan harus berkomitmen mempercepat pembangunan kawasan perbatasan ,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam Sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT, Linus Lusi, pada pembukaan Rapat Koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Pada Kawasan Perbatasan Antar Negara di Betun, Malaka (30/07 ).
Gubernur Viktor mengatakan, Pemerintah telah berkomitmen dan memgambil tindakan berupa penetapan “Nawa Cita” sebagai jalan menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
“Komitmen pengembangan kawasan perbatasan nampak terbaca dalam Nawa Cita yang ke – 3, yaitu: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan ”, jelas Viktor Bungtilu Laiskodat.
Sedangkan dukungan Pemerintah Provinsi NTT ujar Viktor BUngtilu Laiskodat, telah dinyatakan dalam RPJMD Provinsi NTT Tahun 2018 – 2023, pada misi ke-3: Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mempercepat pembangunan.[sc name=”BACA”]
“Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta nilai manfaat infrastruktur secara adil dan merata. Ini untuk mendukung berbagai aktivitas pelayanan publik dan kelancaran berbagai aktivitas sosial ekonomi serta meningkatkan aksesibilitas ke daerah-daerah perbatasan, daerah terluar, kepulauan dan terisolir ”, ujarnya.
Pemerintah Provinsi, melalui Badan Pengelola Perbatasan sebut Gubernur Viktor diberi tugas untuk menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan.
“ Karena itu dibutuhkan perencanaan kebutuhan anggaran, melaksanakan evaluasi dan pengawasan yang dilaksanakan oleh pelaksana teknis sesuai tugas pokok masing-masing ,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat.
Gubernur NTT menambahkan, kondisi kawasan perbatasan di Povinsi NTT masih tergolong daerah tertinggal dan terbelakang, sehingga perlu percepatan pembangunan serta penanganan yang terkoordinir. “ Untuk itu harus ada sinergis antar berbagai sektor maupun antar tingkat pemerinthan, karena kawasan Perbatasan merupakan Beranda Terdepan NKRI ,” pungkasnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.