Atambua, fokusnusatenggara.Com /16 Mei 2019
Bupati Belu Wily Lay mengatakan pada tahun ajaran baru Juli 2019 mendatang, akan memasukan bahasa daerah “ Tetun “ sebagai mata pelajaran muatan lokal ( Mulok ). “ Saya minta agar tahun ajaran baru nanti bahasa Tetun dimasukan dalam mata pelajaran tambahan ( mulok ) di SD. Masalahnya banyak anak –anak sekarang khususnya di kota Kabupaten dan Kecamatan yang sudah tidak bisa lagi berbasa ibu ini ,” kata Wily Lay kepada fokusnusatenggara.com ( 16/5).
Rencana memasukan bahasa daerah “ Tetun “ sebagai mutan lokal ini sudah direncanakan sejak awal tahun ini. “ Kebetulan saja dalam kunjungan Menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI), Muhadjir Effendy bulan lalu, saya sudah sampaikan dan direspon. Tinggal teknisnya saja yang akan diatur oleh Dinas P dan K ,” jelas Wily Lay.
Permintaan Bupati Wily Lay ke Menteri P dan K itu beralasan, mengingat siswa-siswa baik sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di daerah ini tidak lagi mengenal bahasa tetun sebagai unsur nilai-nilai sosial budaya dilingkungan mereka berada.
“ Jika bahasa tetun termuat dalam kurikulum muatan lokal akan menunjang para siswa-siswi untuk mengembangkan ketrampilan fungsional serta menumbuhkan kepedulian terhadap masalah-masalah lingkungan. Pada hal pada setiap acara adat semua menggunakan bahasa Tetun ,” pungkas Wily Lay.
Selain dari sisi persaudaraan, Kabupaten Belu dan Malaka ini satu etnis yang menggunakan bahasa Tetun. Hanya saja penjajah kala itu yang memisahkan Belu – Malaka dengan Timor Portugis, sekarang Timor Leste.
“ Satu kendala adalah ketika dalam kegiatan studi banding pelajar antara dua Negara ini. Timor Leste menggunakan bahasa Tetun sebagai bahasa nasional. Komunikasinya sulit karena, pelajar Timor Leste berbahasa Tetun. Sementara pelajar Belu dan Malaka tidak bisa berbahasa ibu ini. Saat ini hanya orang –orang tua yang masih berbahasa tetun, sebagian anak –anak sudah tidak bisa ,” katanya.
Sesuai rencana kata Wily Lay, dalam pelajaran itu akan diajarkan bahasa tetun yang benar. “ Dalam pelajaran nanti, akan diajarkan bahasa tetun yang benar. Bukan bahasa tetun dialek pasar ,” kata Wily Lay. (Usif)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.